Hukum-hukum kirchhoff dan pengukuran arus, tegangan, dan resistansi. -
Rangkaian listrik adalah gabungan elemen-elemen dimana terdapat paling sedikit satu anyaman. Umumnya, rangkaian mengandung beberapa simpal dan simpul dan dieksitasikan oleh satu atau lebih sumber. " Tanggapan " adalah arus atau tegangan dalam salah satu elemen rangkaian. Sebagai kaidah, maka kuantitas-kuantitas yang diketahui adalah nilai-nilai elemen. Kuantitas-kuantitas yang tak diketahui termasuk tegangan melalui sumber-sumber arus; arus-arus dalam sumber-sumber teganga; arus dan tegangan yang diasosiasikan dengan resistansi, kapasitans, dan induktans dalam rangkaian tersebut.
Alat yang tersedia untuk menentukan kuantitas yang tak diketahui adalah persamaan hukum Kirchhoff ( KCL ), persamaan hukum tegangan kirchhoff ( KVL ), dan hubungan elemen volt-ampere ( atau yang sudah saya jelaskan pada artikel sebelumnya sebagai Ohm ). Bila dipakaikan kepada rangkaian yang dibentuk dari elemen-elemen, maka hubungan-hubungan ini akan menimbulkan sebuah sistem persamaan yang linear. Dalam sebuah sistem persamaan linear, maka variabel ( yang tak diketahui ) hanya muncul sampai pangkat pertama sehingga tanggapan tegangan dan tanggapan arus yang dihasilkan adalah fungsi linear dari masing-masing eksitasi. Sifat ini, yang dikenal sebagai prinsip superposisi ( principle of superposition ), adalah sifat fundamental dari sistem-sistem linear. Semua ketiga macam persamaan digunakan secara serempak untuk memecahkan soal rangkaian. Dalam bagian ini, persamaan-persamaan ini dikembangkan untuk beberapa rangkaian sederhana yang merupakan model instrumen dasar yang digunakan untuk mengukur arus, tegangan, dan resistansi.
Galvanometer D'Arsonval adalah instrumen penunjuk yang utama yang juga digunakan untuk mengukur arus searah dan tegangan searah. Representasi skematis dari pergerakan alat pengukur sebuah instrumen D'Arsonval diperlihatkan dalam Gambar 2-1 dibawah ini.
|
Gambar 2-1. Representasi pergerakan D'Arsonval. |
Koil kawat ditempatkan begitu rupa sehingga bebas berotasi dalam medan magnet permanen. Bila arus terdapat dalam koil, maka sebuah momen kakas dihasilkan yang menyebabkan penyimpangan jarum penunjuk yang kedudukan resultannya adalah berbanding langsung dengan arus (
dc ) rata-rata dalam koil tersebut. Secara khas, maka nilai-nilai arus yang diperlukan untuk mempengaruhi simpangan skala penuh dalam koil-koil kawat halus yang digunakan terletak dalam jangkauan dari 10 μA sampai 1mA. Supaya beguna dalam mengukur variasi lebar nilai arus dan nilai tegangan yang dijumpai dalam praktek, maka galvanometer tersebut haruslah ditambahi dengan elemen rangkaian tambahan. Modifikasi rangkaian ini menghasilkan
ammeter untuk mengukur arus dan
voltmeter untuk menunjukkan tegangan.
Sebuah ammeter yang mampu menunjukkan arus skala penuh lebih dari arus koil digambarkan dalam Gambar 2-2 dibawah ini.
|
Gambar 2-2. Diagram rangkaian sebuah emmeter. |
Seperti yang diperlihatkan dalam gambar diatas, maka sebuah resistansi
RS , yang dinamakan
pirau (
shunt ), ditempatkan melalui pergerakan pengukur
RM .
Arus
IO dan arus
IMO berturut-turut adalah arus ammeter skala penuh dan arus koil skala penuh. Tujuan penggunaan pirau adalah untuk mengizinkan kebanyakan arus tersebut lewat melalui pirau sehingga arus ammeter
IO yang tertentu akan menghasilkan sebuah arus koil
IMO . Pemilihan nilai
RS harus didasarkan pada arus
IO dan pada ciri-ciri pergerakan pengukur. Pemakaian hukum arus di simpul
a adalah :
|
( 2-1 ) |
Persamaan KLV, yang bermula di
a dan menjalani simpal dalam arah perputaran jarum jam, adalah :
|
( 2-2 ) |
Bila kita menggunakan hukum Ohm, maka ;
|
( 2-3 ) |
Dengan memecahkan Persamaan ( 2-1 ) untuk
IS dan dengan menggunakan gabungan Persamaan ( 2-2 ) dan Persamaan ( 2-3 ), maka nilai
RS menjadi :
|
( 2-4 ) |
Persamaan ( 2-4 ) menunjukkan nilai
RS yang perlu supaya ammeter membaca skala penuh untuk sebuah arus
IO dan sebuah pergerakan alat pengukur yang mempunyai resistansi
RM dan arus koil
IMO . Dalam kebanyakan ammeter yang dipakai di laboratorium, maka nilai
RS dapat diubah ; masing-masing nilai khas
RS akan menghasilkan nilai
IO yang berbeda. Maka, sebuah pergerakan alat pengukur yang diberikan dapat menyediakan sebuah ammeter dengan jangkauan berbagai skala arus.
Perlu diperhatikan bahwa penurunan tegangan melalui
RM dan
RS adalah sama seperti ditunjukkan dalam Persamaan ( 2-2 ) diatas. Dalam Gambar 2-2,
RS dan
RM keduanya dihubungkan di antara simpul
a dan simpul
b . Hubungan rangkaian bilamana untuk KLV mengharuskan tegangan melalui setiap elemen adalah sama, tak tergantung dari nilai-nilai elemen tersebut, dinamakan sebagai
hubungan jajar (
parallel connection ) atau
rangkaian jajar (
parallel circuit ).
Juga yang penting diperhatikan adalah kenyataan bahwa persamaan KCL disimpul
b tidak digunakan. Jika kita menuliskan persamaan KCL di
b , maka kita dapatkan bahwa persamaan tersebut adalah negatif dari Persamaan ( 2-1 ). Persamaan KCL di
a dan
b tidaklah bebas antara satu dengan yang lainnya, hanya saja satu diantaranya diperlukan untuk menjelaskan sifat rangkaian.
Pergerakan alat pengukur dapat ditambah, seperti yang diperlihatkan Dalam Gambar ( 2-3 ) dibawah ini untuk membuat voltmeter :
|
Gambar 2-3. Skematika rangkaian voltmeter. |
Resistansi
RV adalah
seri (
series ) dengan
RM karena KCL mengharuskan bahwa arus dalam setiap resistansi adalah identik. Pemasukan
RV mengizinkan terjadinya penyimpangan skala penuh untuk nilai tegangan sebesar
VO dan bukan untuk penurunan tegangan pengukur
VM . Persamaan KVL yang bermula di
a adalah :
|
( 2=5 ) |
Dengan subtitusi hubungan hukum Ohm untuk
RS dan
RV dalam Persamaan ( 2-5 ) maka akan menghasilkan :
|
( 2-6 ) |
yang, bila dipecahkan untuk
RV , memberikan :
|
( 2-7 ) |
Nilai
RV dalam Persamaan ( 2-7 ) adalah nilai yang perlu untuk mengubah galvanometer tersebut menjadi sebuah instrumen yang penyimpangan skala penuhnya terjadi untuk sebuah tegangan
VO yang dikesan melalui terminal
a dan terminal
b . Voltmeter yang praktis mengizinkan nilai
RV yang disesuaikan untuk mengakomondasikan suatu jangkauan skala tegangan.
|
Gambar 2-4. skalamatika untuk sebuah Ohmmeter seri. |
Rangkaian dalam Gambar 2-4 diatas melukiskan bagaimana galvanometer dapat digunakan untuk mengukur resistansi. Bila digunakan seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2-4 diatas, maka rangkaian tersebut adalah sebuah
ohmmeter ; karena resistansi yang tak diketahui
RX adalah seri dengan pergerakan pengukur maka rangkaian tersebut seringkali dinamakan sebuah
ohmmeter seri . Tujuan menggunakan
RO adalah untuk membatasi arus dalam pengukur sampai
IMO bila
RX adalah nol, yaitu bila terminal
a dan terminal
b dihubung pendek (
short circuited ). Dengan
RX dalam rangkaian, maka persamaan KVL adalah :
|
( 2-8 ) |
Dengan memecahkan Persamaan ( 2-8 ) untuk
IM maka akan menghasilkan :
|
( 2-9 ) |
Dengan
RX sama dengan 0 , maka Persamaan ( 2-9 ) direduksi menjadi Persamaan ( 2-6 ) dengan
VO dibuat sama dengan
VB sehingga
RO ditentukan oleh Persamaan ( 2-7 ). Skala pada sebuah ohmmeter dikalibrasi dalam ohm, walaupun penyimpangan jarum penunjuk dihasilkah oleh arus
IM dalam alat pengukur tersebut. Akan tetapi, skala tersebut tidaklah linear, karena arus yang dihasilkan tidaklah sebanding dengan
RX . Dalam ohmmeter yang praktis, maka pirau dapat ditempatkan sejajar dengan alat pengukur untuk mengakomodasikan skala resistansi yang berbeda-beda. Seringkali, bila ketelitian dalam orde 3 sampai 5 persen diperbolehkan, maka ammeter, voltmeter, ohmmeter digabungkan dalam sebuah instrumen tunggal yang dinamakan
multimeter .
Semoga bermanfaat.